selamat hari raya idul fitri 1432 H. Minal Aidzin wal faidzin. Mohon maaf lahir dan batin. mari kita galang silaturahim untuk meyatukan gagasan demi kemajuan prenduan . hanya itulah bentuk terima kasih bagi tanah kelahiran yang telah membesarkan kita

23 Agustus 2011

MADURA DALAM IMAGINASI ORANG PRENDUAN

By : Mohammad Rusli Djamik
Orang menyebut Aceh sebagai serambi Mekah, selayaknyalah Madura juga mendapat julukan sebagai serambi Madinah, sebab tingkat religiusitas penduduk kedua masyarakat ini hampir sama.
Selain sebutan tersebut, Madura juga mendapat julukan pulau seribu pesantren karena hampir setiap desa di Madura berdiri pesantren-pesantren. Inilah sekelumit potensi pulau garam yang tersimpan.
Dalam tubuh bumi nusantara, Madura adalah sekerat daging yang bernunjang system organ tubuh Indonesia. Meskipun secuil namun yang namanya Madura tidak hanya memanjang dari barat sampai ke timur yakni dari Sambilang sampai ke Dungkek, sebab Madura adalah kepulauan bukan hanya pulau. Selain pulau Madura daratan masih terdapat kurang lebih 60-an pulau, seperti Pulau Mandangil, Gili Genting, Gili Raja, Poteran, Gili Iyang, Sepudi, Raas, Tonduk, Guwa-guwa, Komereyan, Kangean, Sapeken, Pagerungan Besar, Masalembu, Palayat, Sapanjang dan diujung timur sendiri adalah Sakala.
Selama ini yang menjadi ikon budaya Madura adalah “Kerapan Sapi”. Semua orang sudah tahu. Namun sebenarnya masih banyak potensi tersimpan yang belum di munculkan oleh kita. Seperti penampilan kesenian pantil, gambus, hadrah, pencak silat, topeng gentang, pesta kesenian potong padi yang disebut “Pangkak” yang hanya ada di pulau Kangean dan keunikan-keunikan budaya yang ada di pulau-pulau kecil tersebut. Selain itu sebut saja kerajinan ukiran kayu khas Madura yang katanya pengamat berciri khas; kaku, kasar tapi manis dan pengrajin ukiran tersebut sampai sekarang masih bertahan di Madura seperti di Desa Karduluk Kecamatan Pragaan. Kerajinan batik khas Madura yang terkenal sampai ke manca negara yang berciri khas unik seperti di Tanjungbumi, Pamekasan, Pakandangan Sumenep yang masing-masing memiliki kekhasannya tersendiri.Yang tak kalah mahalnya juga potensi alamnya. Madura tidak hanya identik dengan Pantai Slopeng, Lombang, Pantai Nepa, Jumiang dan lainnya. Seperti potensi alam bawah laut di Pulau Kangean dengan panorama alam bawah laut yang indah serta masih belum terusik tangan kotor manusia. Kata sementara orang menyebut tidak kalah dengan keindahan bawah laut taman “Bunaken”.Potensi budaya bernuansa agamis, yang bisa dikembangkan seperti Pasarean KH.Kholil Bangkalan, Pasarean di Batuputih, Pasarean Syeh Yusuf Di Poteran, Pesarean Asta tinggi di kota Sumenep, Pasaean Adi poday di Sepudi.
Hanya sayangnya dalam decade terakhir ini banyak sekali keunikan-keunikan budaya Madura yang digusur oleh orang Madura sendiri, seperti arsitektur atau model rumah orang Madura yang berkarakter dan spesifik diganti dengan model Spayol dan lainnya. Kalau ini tidak ada yang memprakarsai untuk terus memberi kesadaran pada orang Madura maka lambat laun Madura tidak punya identitas arsitektur. Budaya “Tanean Lanjang” yang juga salah satu ciri khas budaya Madura sampai saat ini bisa dibilang sudah punah kecuali mungkin masih ditemui di tempat tertentu saja. Berbeda dengan orang Bali, orang Pulau Nias meskipun benturan dengan nilai-nilai budaya luar sangat kuat tetapi mereka tetap sangat kuat mempertahankan nilai budaya nenek moyangnya.Ini contoh kecil saja, tetapi yang penting mulai sekarang bagaimana masyarakat Madura menjadi orang yang tetap menghargai warisan nenek moyangnya, sehingga nanti jika para pelancong berkunjung ke Madura benar-benar melihat Madura yang spesifik, unik, lain dari pada yang lain.
Potensi-potensi tersebut perlu dikemas lebih professional lagi agar para wisatawan bisa tertarik untuk datang ke Madura. Penanganan yang kurang professional dalam mengelola obyek wisata hanya akan menghasilkan obyek turis yang terbatas. Profesionalisme tentu identik dengan dana atau modal.
Oleh karena itu dibutuhkan investor yang punya komitmen tinggi bagi pengembangan wisata di Madura. Tentu ini menjadi tanggung jawab orang Madura sendiri, siapa lagi kalau bukan kita. Tetapi kalaupun orang Madura tidak ada yang sanggup menanganinya, maka perlu joint dengan investor dari luar bahkan bisa dari manca negara untuk menggarap Pulau Madura supaya menjadi pulau pariwisata seperti Bali.
Pikiran untuk menjadikan Madura sebagai pulau wisata bukan sesuatu yang mustahil, apalagi jembatan “Saramadu” telah menyambungkan Jawa dengan Madura. Ditambah dengan program strategis untuk menjadikan kawasan jembatan sebagai kawasan industry strategis berskala nasional dan intenasional.
Hanya yang menjadi pertanyaan besar sekarang adalah bagaimana nantinya Madura tetap beridentitas kemaduraannya dan bagaimana orang Madura tidak tercerabut dari akar budayanya. Karena mau atau tidak pasti dampak negative dari turisme tersebut pasti terjadi. Sementara disisi lain kesiapan orang Madura baik secara sosial, pendidikan, kesehatan masih rendah terutama yang berada di pedesaan, akan timbul permasalahan khususnya yang menyangkut moralitas.
Untuk menuju hal tersebut, perlu upaya dengan cara melakukan studi kelayakan, penelitian dan kajian yang didasari niat semata-mata untuk mengakat harkat masyarakat Madura dalam berbagai sector kehidupan khususnya dari potensi pariwisata. Semoga !
(Prenduan, 7-5-2010)

1 komentar:

RHF mengatakan...

Pak Rusli: Ada baiknya diposting juga potensi-potensi Madura dengan lebih detail. Dilengkapi juga dengan foto-foto dan letak/rute pencapaiannya.. Ditunggu postingannya pak..