selamat hari raya idul fitri 1432 H. Minal Aidzin wal faidzin. Mohon maaf lahir dan batin. mari kita galang silaturahim untuk meyatukan gagasan demi kemajuan prenduan . hanya itulah bentuk terima kasih bagi tanah kelahiran yang telah membesarkan kita

15 Agustus 2011

PENGELOLAAN SAMPAH: KESALAHAN POLA PIKIR DAN GAYA HIDUP


Oleh : Hefni Esby
Hujan deras yang menyebabkan banjir ( prenduan 0552011) menginspirasi saya akan perlunya Pengelolaan sampah secara individual karena untuk mengharap Desa untuk mengelola sampah secara kolektive kayaknya suatu hal yang mustahil..." Engak langngik ben Bumih" , memang sampah telah menjadi permasalahan di hampir semua daerah yang penduduknya padat, Bukan hanya kota-kota besar, kota-kota kecil bahkan desa-desa termasuk desa Prenduan, semakin hari semakin dipusingkan dengan sampah dan pengelolaannya. Apa yang saya lihat kemarin dimana air yang meluap (:Banjir) membawa material sampah (: daun-daun, plastik, kain bahkan bangkai hewan dsb). Semakin hari, sampah bukannya semakin berkurang justru sebaliknya semakin menumpuk dan bertambah. Apa sebab?. Mungkin pola pikir kita yang perlu dibenahi. Atau gaya hidup kita yang musti dirubah. Gaya hidup kita memang sangat akrab dengan sampah. Setiap hari baik secara sadar ataupun tidak kita selalu memproduksi sampah.Sementara kita masih terperangkap dengan pola pikir bahwa sampah harus dibuang. Sejak kecil, orang tua saya, bahkan guru sekolah saya selalu berpesan; ‘Buanglah sampah pada tempatnya’. Mungkin lantaran ini kemudian yang terpatri dalam pikiran saya adalah;
  • Ketika sampah sudah dibuang ke tempat sampah di luar rumah (: Ke Teggel, jalanan,tasek, sellokan dan sungai), maka masalah selesai.
  • Setelah sampah dibuang, kita pun bisa kembali menghasilkan sampah.

Pola pikir yang semacam ini sudah semestinya kita tinggalkan. Haruslah kita sadari apa yang terjadi dengan sampah kita setelah dibuang ke luar rumah, apakah seluruh sampah tersebut langsung hilang ditelan bumi?. Dan apa jadinya jika kita dan seluruh warga Prenduan terus menghasilkan sampah? Apakah lahan kita akan cukup menampung seluruh sampah kita?

Gaya hidup dan pola pikir kita terhadap sampah dan pengelolaannya musti dibenahi atau bahkan dirubah. Jangan lagi menuliskan kalimat “Buanglah sampah pada tempatnya” karena itu terbukti tidak menyelesaikan permasalahan sampah.

Untuk itu dimulai dari diri individu kita masing-masing kita Kurangi dan Daur Ulang Sampah dengan jalan:

  1. Bukan sekedar membuang sampah tetapi yang paling utama adalah kita harus bisa untuk mengurangi sampah yang dihasilkan. Salah satunya adalah dengan membawa kantong belanjaan sendiri atau meminum minuman langsung dari gelas tanpa sedotan plastik.
  2. Melakukan daur ulang terhadap sampah-sampah ( organik dan anorganik) yang dihasilkan menjadi barang bernilai manfaat. Jika tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan daur ulang, paling tidak kita bersedia memilah sampah yang dapat didaur ulang dan memberikannya (menjualnya) kepada para pengumpul daur ulang

Perubahan kecil dalam gaya hidup dan pola pikir ini, saya yakin akan memberikan dampak yang signifikan bagi penanganan masalah sampah dan pengelolaan sampah di sekitar kita.

Semoga bermanfaat...Salam...!!!

Tidak ada komentar: