selamat hari raya idul fitri 1432 H. Minal Aidzin wal faidzin. Mohon maaf lahir dan batin. mari kita galang silaturahim untuk meyatukan gagasan demi kemajuan prenduan . hanya itulah bentuk terima kasih bagi tanah kelahiran yang telah membesarkan kita

10 September 2011

BUDIDAYA MARKISA SANGAT MENJANJIKAN

oleh : Raziq Hasan
Markisa merupakan buah asli dari Amerika Latin. Namun, buah ini sudah banyak dibudidayakan di daerah tropis, termasuk di Indonesia. Di Indonesia terdapat dua jenis markisa yaitu : markisa ungu (passiflora edulis) yang tumbuh di dataran tinggi dan markisa kuning (passiflora flavicarva) yang tumbuh di d ataran rendah. Ada juga varitas markisa yang tumbuh di Sumatera Barat yaitu markisa manis (passiflora edulis forma flavicarva).

Manfaat buah markisa berkhasiat sebagai pereda nyeri, anti-kejang, kolitis, penenang, dan antiradang. Gangguan seperti sembelit, disentri, insomnia, gangguan haid, batuk, serak, tenggorokan kering juga bisa dihalau dengan buah ini. Daging buah markisa digunakan untuk merilekskan saraf saat sakit kepala, meredakan diare, dan neurastenia (kelelahan kronis, lemah, tidak nafsu makan, tidak bisa konsentrasi, dan susah tidur).

Penelitian invitro di University of Florida juga mendapati bahwa ekstrak buah markisa kuning banyak mengandung fitokimia yang mampu membunuh sel kanker. Fitokimia tersebut antara lain polifenol dan karotenoid. Kandungan fitokimia yang lain dalam markisa adalah harman, harmol, harmalin, passaflorine, harmine, karotenoid, viteksin, krisin, dan isoviteksin. Sedangkan kandungan gizinya antara lain: energi, lemak, protein, serat, mineral, kalsium, fosfor, zat besi, karoten, tiamin, riboflavin, niasin, asam askorbat, dan asam sitrat.

Dengan manfaat dan kesegaran rasanya, tidak salah jika markisa menjadi buah yang digemari masyarakat. Saat ini, markisa banyak dibudidayakan di Sumatra Utara, Sumatra Barat, Makassar, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Bali.

Selain dikonsumsi langsung, markisa juga bisa diolah kembali untuk sirup dan minuman ringan. Salah satu perusahaan yang memproduksi olahan buah markisa mulai dari sari markisa murni, sirup, hingga markisa beku, adalah CV Surya Lestari di Makassar.


Pemilik CV Surya Lestari, Chairul Anwar Halim, mengatakan bahwa produk sari markisa murni dan sari markisa beku dikhususkan untuk pasar ekspor. "Untuk pasar lokal kami lebih banyak menyediakan sirup markisa," katanya. Dari berbagai produk olahan markisa itu, dia bisa mencetak omzet rata-rata Rp 50 juta per bulan.

Ada juga CV Qualitama Tunas Mandiri, yang menawarkan olahan markisa berupa minuman ringan. Menurut pemilik Qualitama, Zulfi Andri, saat ini produknya hanya didistribusikan di sekitar Sumatera Barat yang dekat dengan pengolahan dan budidaya markisa. Ia berharap, ke depan, distribusi produknya akan lebih luas lagi.

Saat ini, usahanya bisa memproduksi sekitar 1.000 cup per tiga hari dengan harga jual Rp 1.000 ukuran 250 mililiter. Dengan harga jual itu, setiap bulannya Qualitama mengantongi omzet sekitar Rp 10 juta.

Untuk suplai bahan baku, para pebisnis itu mengaku telah bekerja sama dengan kelompok tani. "Biasanya kami memesan markisa setiap minggu," kata Zulfi. Ia telah menjalin kerjasama dengan beberapa kelompok tani, dengan total luas lahan mencapai 80 hektare.

Adapun Chairul menggandeng delapan kelompok tani di Gowa. Total luas lahannya sekitar 100 hektare. Kerja sama bertujuan mengatasi kendala ketersediaan bahan baku. Apalagi markisa adalah buah musiman. "Karena termasuk buah musiman sehingga harganya juga tergantung musim," kata Chairul.

Saat musim panen, harga markisa bisa jatuh di bawah Rp 3.000 per kilogram. "Tapi ketika kosong, harganya bisa naik sampai Rp 15.000 per kilogram," kata Chairul.

Markisa biasanya hanya bisa dipanen setahun sekali. Ketika panen itulah banjir pasokan markisa terjadi. "Kesulitan bahan baku membuat produsen olahan markisa banyak yang hanya buka pas masa panen," imbuh Chairul.

Meski begitu, dia mengaku bisa memproduksi olahan markisa sepanjang tahun. Sebab, ada saja petani yang menawarkan kepadanya. "Sekarang harga belinya sekitar Rp 6.000-Rp 7.000 per kilogram," katanya.

BUDIDAYA TANAMANPASCA PANEN

Tanaman markisa (passifloraceae) berasal dari Amerika Selatan yang beriklim tropis. Saat ini terdapat lebih dari 400 spesies yang mana dari jumlah tersebut sekurang-kurangnya 50 di antaranya dapat dikonsumsi buahnya. Di antara spesies tersebut yang banyak dibudidayakan secara komersial adalah markisa ungu (Passiflora edulis f. edulis Sims) dan markisa kuning (Passiflora edulis f. flavicarpa Degner). Nama lain buah markisa di luar negeri adalah passion fruit, granadilla, purple granadilla, yellow granadilla fruit atau meracuja.

Jenis tanaman markisa yang dimaksud dalam lending model ini adalah markisa asam untuk industri yaitu markisa ungu (Passiflora edulis f. edulis Sims)

  1. Lokasi
    Tanaman markisa merupakan tanaman subtropis, sehingga jika ditanam di Indonesia harus di daerah-daerah yang mempunyai ketinggian antara 800 - 1.500 m dpl dengan curah hujan minimal 1.200 mm per tahun, kelembaban nisbi antara 80 - 90%, suhu lingkungan antara 20 - 30oC, tidak banyak angin.

  2. Tanah
    Tanaman markisa dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, terutama pada yang gembur, mempunyai cukup bahan organik, mempunyai pH antara 6,5 - 7,5 dan berdrainase baik. Jika tanah tersebut masam, maka perlu ditambahkan kapur pertanian (dolomit). Pada umumnya lokasi yang sesuai untuk tanaman markisa adalah dataran tinggi, sehingga kondisi lahannya banyak yang berlereng. Sebaiknya kemiringan lahan tidak lebih dari 15%, jika lebih harus dibuat terasering untuk memudahkan pemeliharaan tanaman.

  3. Pembibitan
    Jenis tanaman markisa yang umum dibudidayakan oleh petani adalah jenis markisa ungu (edulis), tetapi jenis ini mempunyai batang yang kecil, perakaran yang dangkal dan tidak tahan terhadap nematoda. Jenis lain, markisa kuning (flavicarva) yang mempunyai batang cukup besar, perakaran yang dalam, tahan terhadap nematoda, tetapi buahnya kurang disukai karena rasanya lebih asam dan sari buahnya sedikit. Oleh karena itu telah dikembangkan teknik sambungan antara markisa ungu sebagai batang atas dan markisa kuning sebagai batang bawah. Teknik sambungan tersebut telah dikembangkan di Sulawesi Selatan dan ternyata hasilnya cukup memuaskan.

    Dalam model kelayakan usaha budidaya markisa ini disarankan agar plasma menanam markisa dengan bibit sambungan dan untuk semua besaran teknis yang diberikan berikut ini, ditunjukkan untuk budidaya tanaman markisa.

  4. Pengolahan Tanah
    Sebelum dilakukan penanaman, dilakukan pengolahan tanah, yaitu kegiatan mulai dari land clearing sampai lahan siap tanam. Untuk kegiatan tersebut diperlukan tenaga kerja sekitar 95 HOK per ha. Selanjutnya di buat lubang tanaman dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm. Untuk pembuatan lubang tersebut 1 HOK dapat menyelesaikan 30 lubang perhari.

  5. Penanaman
    Jarak tanam yang digunakan adalah 2 x 5 m, yaitu 2 m jarak antara baris tanaman dan 5 m jarak antar tanaman. Dengan demikian jumlah tanamannya adalah 1.000 pohon per ha.

    Tanaman markisa adalah tanaman merambat, untuk itu perlu dibuatkan tiang rambatan. Tiang rambatan dapat dibuat dari pohon hidup, misalnya lamtoro, tonggak kayu atau bambu. Cara rambatan lain dengan menggunakan kawat yaitu diantara dua tiang disambungkan sebuah kawat rambatan yang berdiameter berkisar 3 mm.

    Sesuai hasil penellitian yang dilakukan oleh Sub Balai Penelitian Hortikultura Berastagi, penggunaan tiang rambatan dengan pucuk bambu (tanpa kawat) memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan tanaman markisa serta jumlah buah dan berat buah per pohon dibandingkan dengan tiang rambatan dengan penggunaan kawat (sistem para-para tiang jemuran dan sistem memakai kawat).

  6. Pemupukan
    Pemupukan dilakukan dengan interval 3 kali per tahun pada bulan November s/d Mei. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk makro, yaitu urea dengan dosis 800 - 900 gram/pohon/tahun, TSP yaitu 60 - 120 gram/pohon/tahun dan KCl dengan dosis 800 - 1.200 gram/pohon per tahun, tergantung dari umur tanaman. Untuk tanah yang masam sebaiknya diberi dolomit dengan dosis 200 - 500 gram per pohon per tahun. Selain itu diperlukan juga pupuk organik yang diberikan dengan dosis 40 kg per pohon per tahun. Pupuk organik biasanya di berikan sebagai pupuk dasar diberikan sebagai pupuk dasar.

    Kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan tersebut adalah 8 - 12 HOK per ha per tahun, untuk pemupukan.

  7. Pemeliharaan Tanaman
    Pemeliharaan tanaman yang dilakukan adalah kegiatan penyiangan, pengairan dan pemangkasan tanaman. Penyiangan tanaman dilakukan secara berkala untuk menggemburkan tanah dan mencabut rumput yang ada disekitar tanaman.

    Pembersihan air secara teratur pada tanaman sangat dianjurkan, terutama pada saat tanaman berbunga dan berbuah. Kebutuhan air akan meningkat pada saat mendekati pemasakan buah. Jika pada saat buah itu tanaman kekurangan air, buah akan berkerut dan jatuh sebelum masak.

    Pemangkasan tanaman diperlukan untuk menumbuhkan tunas-tunas baru tempat dimana bunga akan muncul. Kegiatan ini dilakukan segera setelah selesai panen.

    Kebutuhan tenaga kerja untuk perawatan tanaman diperkirakan antara 15 - 18 orang per ha per tahun tergantung dari umur tanaman.
sumber: suara media.com; wikipedia; KSU pointer

Tidak ada komentar: